Notification

×

Iklan Lptopt

Iklan Hp

Iklan Kejaksaan Agung

Tag Terpopuler

DIDUGA KURANGNYA PENGAWASAN OLEH PIHAK SEKOLAH MURID DIANIAYA HINGGA RAWAT INAP | SMPN2 LLG

Jumat, 02 Juni 2023 | 7:35:00 AM WIB Last Updated 2023-06-02T14:35:16Z
    Bagikan Berita ini



DETIK TV SUMSEL | Lubuk Linggau
Kasus kekerasan terhadap anak kerap terjadi, bukan hanya terjadi di lingkungan keluarga dan dilakukan oleh orang terdekat, belakangan ini kasus kekerasan anak juga marak terjadi di lingkungan sekolah. Kabar terbaru mengejutkan datang dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Dua (2) Kota Lubuk Linggau, kini menjadi sorotan publik (2/6/2023) 

Diduga kurangnya pengawasan oleh pihak sekolah, murid berinisial P (15) diduga menjadi korban penganiayaan oleh teman satu sekolahnya, hingga berujung rawat inap."

Dari peristiwa tersebut P (15) mengalami kekerasan fisik dengan beberapa luka memar dan robek dibagian tubuhnya, bagian mata  membekak dan membiru, dibagian jari tangannya mengalami luka robek dan bagian bibir mengalami pembekakan serta dibagian hidung korban mengalami pendarahan. 

Mendengar kejadian tersebut tim jurnalis kami langsung mengunjungi kediaman korban, di Jl. Perkutut, Marga Mulya Lubuklinggau Selatan Kota Lubuklinggau. 

Didampingi orang tuanya korban menceritakan kronologis kejadian penganiayaan terhadap dirinya. Berawal pada hari Jumat (26/5/2023) pagi, diduga pelaku R (15) bersama kawan- kawannya mendatangi korban yang sedang bermain bola dengan teman sekelasnya, lalu R mengusir korban untuk meninggalkan lapangan bola tersebut, dengan alasan ingin mengunakan lapangan itu untuk bermain bola dengan taruhan uang.

Korban menolak untuk meninggalkan lapangan, karena timnya lebih dulu di lapangan tersebut, lalu R langsung memukul dengan keras ke bagian wajah hingga korban terjatuh." Ungkap korban kepada wartawan. 


Tidak sampai disitu , menurut pengakuan korban setelah itu penganiayaan tersebut berlangsung dengan beberapa pukulan keras dan jari tangannya sempat digigit oleh pelaku R, hingga dirinya mengalami beberapa luka memar dibagian tubuhnya. " Ungkap korban saat di sambangi awak media di kediamannya (2/5/23) Jumat siang. 

Lebih lanjut Ibu korban NY (40) menambakan setelah mengetahui kejadian yang menimpa anaknya, pihak keluarga langsung melaporkan kepada unit PPA Polres Lubuklinggau, dan korban langsung dilarikan ke rumah sakit karena kondisi anaknya saat itu memprihatinkan."Ujarnya

Lebih jauh ibu korban sangat menyayangkan atas peristiwa tersebut Ia berharap jangan sampai ada kejadian serupa seperti yang dialami anaknya terjadi pada siswa lain, dan kepada pihak sekolah Beliau berharap dapat meningkatkan pengawasan terhadap siswa-siswinya disekolah dan kasus yang menimpah anaknya dapat perhatian khusus dari pihak yang berwajib,"Ungkapnya," saat diwawancara tim liputan Media Detik TV Sumsel

Sementara itu dikutip dari viva.co.id, menurut Pemerhati anak, sekaligus Ketua Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi pernah menanggapi kasus kekerasan yang melibatkan siswa sekolah. 

Peristiwa kekerasan seperti yang dilakukan R (15) ini sering terjadi, "Semestinya, ketika anak sudah mulai kerap melakukan kekerasan kepada teman-temannya di sekolah, Guru harus merespons. Bisa dengan memisahkan kedua anak itu, atau memanggil orangtuanya. Apabila sudah tidak bisa lagi, maka harus dikeluarkan dari sekolah dan pindah ke sekolah lain. 
Kak Seto beranggapan, ada kelalaian yang dilakukan Guru dalam kasus seperti ini.


Menurut Seto, tugas Guru bukan hanya mengajar pelajaran, tetapi juga mengajarkan etika anak dan itu yang paling utama.

Berdasarkan kasus-kasus serupa yang kerap terjadi, karena ketidakpekaan guru di sekolah atas konflik-konflik yang dialami siswa, ia berpendapat sudah seharusnya digagas untuk mendirikan Satgas Perlindungan Anak di setiap sekolah. Satgas ini bisa berasal dari siswa, maupun aktivis anak di setiap wilayah dan tugasnya mengawasi setiap masalah sosial anak di sekolah.

"Satgas inilah yang harus mengawasi ketika ada konflik antar anak, atau ada hal-hal yang berbau bullying, lalu kemudian diselesaikan," ujarnya.

Di samping itu, menurut Kak Seto, Pemerintah juga harus mulai memperhatikan lagi kualifikasi Guru bukan hanya dari sisi mengajar, tetapi guru harus pula mampu menyelesaikan konflik anak dengan anak, dan menumbuhkan etika, serta sikap yang baik untuk anak didiknya.

Saat berita ini ditayangkan pihak sekolah belum dapat di konfirmasi atas peristiwa tersebut (Ardi/Ferry) 




×
Berita Terbaru Update